FENOMENA VIRAL DAN UNDANG-UNDANG ITE
Media sosial digunakan untuk memviralkan sesuatu. Apa itu viral(fenomena viral)?
Berita viral kadang berisi informasi yang benar dan akurat namun kadang juga memberikan berita yang dapat memberikan dampak buruk bagi pembaca/pengguna internet karena berisi informasi yang tidak layak dikonsumsi secara umum.
Seperti yang kita ketahui, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) telah membuat aturan yakni Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Jika netizen dianggap melanggar pasal yang ada di UU ITE maka mereka bisa dipidanakan bahkan membayar denda hingga Rp1 miliar.
Berikut sejumlah konten atau cuitan netizen yang dapat dijerat oleh pasal-pasal yang ada di UU ITE:Jika Anda mengunggah konten video atau foto berbau pornografi serta dinilai mencemarkan nama baik seseorang, berhati-hatilah karena Anda dapat dijerat dengan Pasal 45 ayat (1) dan (3) yang berbunyi:"Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)."Sedangkan Pasal 45 ayat (3) berbunyi:"Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)."Netizen yang terbukti menyalurkan berita bohong dapat dijerat dengan Pasal 45A ayat 1 yang berbunyi:"Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)."Sementara pada Pasal 45A ayat 2, pasal ini mengatur soal sebaran informasi yang bernada kebencian pada individu atau kelompok tertentu berdasarkan SARA. Pasal ini berbunyi:"Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)."
Poin Undang-undang
Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
- Langgar Kesusilaan
Pasal 45 ayat 1: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). - Perjudian
Pasal 45 ayat 2: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). - Penghinaan Dan/Atau Pencemaran
Nama Baik
Pasal 45 ayat 3: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah). - Pemerasan Dan/Atau Pengancaman
Pasal 45 ayat 4: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). - Menyebarkan Berita Bohong dan
Menyesatkan Yang Mengakibatkan Kerugian Konsumen
Pasal 45A ayat 1: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). - Menyebarkan Kebencian Atau
Permusuhan Individu Dan/Atau Kelompok Masyarakat Tertentu Berdasarkan Atas
Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).
Pasal 45A ayat 2: Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/ atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Nah lalu bagaimana
soal medium sarana elektronik? Tidak ada yang berubah. Semua sarana elektronik
bisa dijadikan objek UU ITE, dari SMS, sosial media, email hingga mailing-list.
Contoh kasus 1
Contoh kasus SMS yang berisi penghinaan terjadi di Desa Bara, Kecamatan Woja,
Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Yaitu kala Siti Mardiah (45) SMS Emi
Hidayanti pada 2014. Siti mengirim SMS yang berisi penghinaan dan
mengata-ngatai Emi sebagai pelacur.
Kasus ini naik ke pengadilan dan Siti lalu dihukum pidana percobaan.
"Menjatuhkan pidana penjara selama 1 bulan. Pidana tersebut tidak perlu
dijalani kecuali jika di kemudian hari ada putusn hakim yang menentukan lain
bahwa terpidana sebelum lewat masa percobaan selama 2 bulan melakukan perbuatan
yang dapat dipidana," ucap ketua majelis Djuyamto dengan anggota M Nur
Salam dan Ni Putu Asih Yudiastri.
Contoh kasus 2
Masih soal SMS, Saiful dipenjara 5 bulan karena dia mengirimkan SMS berisi
perkataan cabul, jorok dan porno kepada Adelian Ayu Septiana. Adel pun
melaporkan hal ini ke polisi. Kasus bergulir hingga ke Mahkamah Agung.
Majelis kasasi yang diketuai Djoko Sarwoko dengan hakim anggota Komariah Emong
Sapardjaja dan Surya Jaya menjatuhkan hukuman 5 bulan kepada Saiful. Kasus ini
menjadi kasus pertama yang masuk MA terkait SMS cabul yang dipidana.
Contoh kasus 3
Kasus UU ITE via mailing-list dan email yang paling heboh adalah kasus Prita
Mulyasari. Prita mengeluhkan layanan sebuah rumah sakit dalam bentuk email.
Pihak RS lalu mempolisikan Prita dan jaksa menuntut Prita selama 6 bulan
penjara. Pada 29 Desember 2009, majelis hakim PN Tangerang memutus bebas Prita
Mulyasari. Alasan utama membebaskan Prita karena unsur dakwaan pencemaran nama
baik tidak terbukti.
Siapa nyana, MA membalikkan semuanya. MA mengabulkan kasasi jaksa dan
menyatakan Prita Mulyasari bersalah dalam kasus pencemaran nama baik RS Omni
Alam Sutera, Tangerang. Prita divonis 6 bulan, tapi dengan masa percobaan
selama 1 tahun. Kasus ini lalu dimintakan upaya hukum luar biasa Peninjauan
Kembali (PK) dan dikabulkan. Prita bebas.
Contoh kasus 4
Untuk kasus SARA,
masyarakat tentu masih ingat kasus Florence Saulina Sihombing. Mahasiswa S2 di
Yogyakarta itu menuliskan kata negatif dalam akun Path-nya karena kesal dengan
antrean beli bensin. Florence nyaris ditahan polisi dan akhirnya diadili.
Pada 31 Maret 2015, PN
Yogyakarta menyatakan Florence tidak perlu dihukum 2 bulan penjara asalkan
tidak berbuat kejahatan selama 6 bulan ke depan. Selain itu, Florence juga
harus membayar denda Rp 10 juta. Pada 28 Juli 2015, Pengadilan Tinggi (PT)
Yogyakarta memperbaiki putusan PN Yogyakarta sekedar menghapus pidana dendanya.
Sumber:
https://kupang.tribunnews.com/2018/11/28/lakukan-6-hal-yang-langgar-uu-ite-ini-kamu-dipenjara-guys-apa-saja-itu
https://inet.detik.com/law-and-policy/d-3356305/ini-6-konten-yang-terancam-penjara-terkait-revisi-uu-ite



0 Comments